Friday, October 26, 2007

Shoot to the Heart...

UTS hari ini, benar-benar mengecewakanku :-(
yang Economics for Business, mahasiswa pada nanya arti soalnya ke dalam bahasa Indonesia. Apaan seh? BT bgt jadinya, dikelas keliling-keliling kayak tukang ronda menjawab some silly questions.
Hasilnya sih belum ketauan tapi aku bisa menduga ga akan terlalu bagus.
Secara emang materi mata kuliah ini berat, tiap pertemuan ada minimal 3 chapter aku cukup bisa mengerti bahwa mereka agak kesulitan untuk memahami. Yang nge BT-in lagi adalah 4 orang ga hadir. Kalah sebelum berperang? OMG, what kind of person are they!

Dan kejadian di UTS Marketing Management benar2 membuatku pilu.
Awalnya asyik banget. Kami ketawa-ketawa, dan mahasiswa pada ngegodain dengan kata-kata:
"Bu cantik benar hari ini" - secara aku memang dress up geto loh
"Pastilah bu, saya belajar..ibu kan dosen favoritku" - pas kutanyain dah siap belum
"Bu, aku bantuin bagi soal ya" - saat aku bagi-bagi soal.
Macem-macem aja ulah anak-anak ini. Namun ulah yang satu ini benar-benar bikin aku shock.
Dia,...ya dia....ditengah ujian permisi mau ke toilet dan tededeng...... *OST........ saat dia berdiri tiba-tiba saja serpihan-serpihan kertas itu berserakan di lantai.
Aku minta kepadanya, dan ternyata kertas itu berisi potongan-potongan power point yang kusajikan dikelas, dalam bentuk kecil-kecil. *sigh...

Dear lord,
kenapa dia melakukannya?
bukankah selalu kutekankan di kelas bahwa nilai hanya satu komponen, bahwa ada komponen lain yang lebih penting dalam hidup ini yaitu proses????
Aku terdiam, kecewa. Kecewa....sekali. Serasa ada yang hilang dari diriku :-(
Diakhir kelas, dia menjumpaiku. Meminta maaf dari segenap hatiny (bisa kubaca dari caranya)
"Ini kejadian pertama dalam hidupku aku melakukannya dan malangnya ketauan." katanya.
"Itu artinya, kamu jangan pernah berbuat curang, karena itu bukan kamu dan kamu nggak berbakat untuk itu" jawabku.

Kami bercerita berdua, lama.. heart to heart seperti sepasang kekasih yang sedang berdamai karena suatu penghianatan.
Aku memahami kenapa dia melakukannya meskipun aku tetap tidak setuju. Dia juga memahami kekecewaanku yang sangat berat.
Akhirnya,...
"Apa yang kamu inginkan aku lakukan terhadapmu?" tanyaku.
Dia terdiam, matanya berkaca-kaca...
"Terserah ibu." jawabnya lemas
Aku bilang "aku hanya ingin tahu, dengan kejadian ini, kamu ingin aku melakukan apa padamu, pada akhirnya memang akan terserah padaku, tapi aku ingin tau saja menurutmu harusnya apa yang kulakukan padamu?"
Dia terdiam, lama.... sekali.
akhirnya kukatakan, "kamu punya waktu sampai senin untuk menjawab pertanyaanku. Nanti malam, belajarlah untuk UTS besok, jangan mengulanginya, lagi besok. Senin kita ketemu lagi."
Dia berkata, "2 dari 5 jawabanku adalah hasil contekan. aku ingin ibu memberi nilai 0 pada keduanya dan yang 3 lainnya tetap ibu nilai sebagaimana harusnya. aku tau permintaanku ini berlebihan tapi hanya itu cara menyelamatkan tuntutan-tuntutan yang dialamatkan padaku."
"Ok, aku tampung keinginanmu. Tetap senin akan kuberikan jawaban finalnya. Aku harus mendoakannya dulu ini masalah penting bagiku, sangat penting, karena kamu sangat berharga bagiku. Dan aku tau kamu seorang penerima beasiswa, dengan tuntutan yang sangat berat. Oleh karenanya aku butuh bantuan dari Tuhan." [duile,...segitunya....tapi benar itu yang kurasakan, aku harus mendoakannya secara khusus]
Dia terdiam, aku berdiri dia mengikutiku keluar kelas. Kuberi dia senyum termanisku dan dia juga tersenyum.
Aku cape,... hatiku pedih.




No comments: