Monday, October 08, 2007

Beriman

Terbatasnya pemikiran manusia untuk memahami rencana-rencana Tuhan, kadangkala membuat manusia menjadi putus asa dan menjadi tidak percaya pada keMAHABESARan Tuhan. Ketika kita merasa seharusnya sesuatu itu begini atau begitu [menurut logika kita atau logika umum manusia], maka kita menjadi frustasi dan merasa tidak ada jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi.


Kita memakai ukuran-ukuran yang kita pahami, misalnya;

Harusnya besok sudah harus begini, sehingga minggu depan jadi begini [kita merasa bahwa waktu yang kita tetapkan adalah waktu yang terbaik]

Harusnya aku sudah melahirkan anak pertama sebelum usia 30 sehingga anak itu menjadi anak sehat dan cemerlang [kita merasa bahwa hasil sesuatu sangat tergantung pada usaha kita]

Harusnya penjualan perusahaan pada titik ini, sehingga kita bisa melakukan ekspansi ke usaha lain dan kemudian profit meningkat dan bla..bla...bla...[kita merasa bahwa perencanaan kita adalah yang terbaik]

Harusnya aku bersikap begini, supaya dia tidak meninggalkanku dan dia menjadi milikku [kita berfikir bahwa tindakan kita yang akan menentukan apa-apa yang kita dapatkan dan apa-apa yang akan menjadi milik kita dalam kehidupan ini]

Aku harus memiliki rumah, mobil dan lain-lain dulu baru aku siap menikah [seolah-olah segala sesuatau yang kita perlukan kita yang tau dan kita yang menyediakannya]


Diperlukan suatu sikap yang berserah secara utuh dan penuh kepada kebesaran Tuhan, itulah makna beriman, artinya kita berencana dan berusaha namun pada akhirnya Tuhan sendiri sang pemilik hiduplah yang menentukan hasil akhirnya.

Apakah artinya berencana dan berusaha tidak diperlukan?

Oh,...tentu bukan,...bukan seperti itu yang saya maksud dengan beriman, saudara-saudara...:-)

Berencana dan berusaha itu wajib hukumnya!

Dalam Alkitab Perjanjian Baru ditunjukkan dengan jelas bahwa manusia harus melakukan perencanaan dan lebih spesifik merujuk pada Anggaran Keuangan sebelum melakukan sesuatu;

{Lukas 14;28}

Sebab siapakah diantara kamu

Yang kalau mau mendirikan sebuah menara,

Tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,

Kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Sedangkan ayat-ayat yang menunjukkan perlunya kerja keras juga sangat banyak di Alkitab salah satunya tertulis di:

{Amsal 28;19}

Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan,

Tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia,

Akan kenyang dengan kemiskinan.


Sangat jelas bahwa rencana dan usaha itu mutlak bagi kehidupan manusia, namun biarlah Tuhan yang menentukan hasil akhirnya.

Beriman adalah, mengusahakan segala sesuatu dengan menggunakan Intelektual, Emosional dan Spritual kita secara Cerdas.

Oleh karena itu, ketika kita menghadapi masalah yang sangat berat, dan kita merasa bahwa menurut ukuran manusia dan standar yang ditetapkan manusia membuat kita merasa bahwa semua seperti tidak mungkin lagi menjadi baik, maka ingatlah bahwa Tuhan ada dan Dia senantiasa bekerja {Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap-Mazmur 121; 3}.


Dia yang menetapkan segala sesuatu bagimu sesuai dengan yang kamu perlukan, dan Dia tau waktu yang paling tepat bagimu sesuai dengan rencanaNya dalam kehidupanmu.

Karena, kehidupan kita adalah kehidupan yang dimiliki secara penuh oleh Tuhan, oleh karena itu hanya Dia yang berotoritas penuh dalam hidupmu, sehingga Dia lah satu-satunya yang akan mengetahui apa yang kamu perlukan dan Dia juga yang akan menyediakannya bagimu, dan Dia sendiri juga yang akan menetapkan segala sesuatunya bagimu, sesuai dengan rancangan-rancanganNya dan sesuai dengan waktuNya, Ingat, waktunya Tuhan.

Percayalah!


(sebuah catatan Patah Hati, untuk menguatkan Hati yang Patah)

No comments: