Sunday, October 31, 2004

Mundur 1 Jam

Hari ini, seperti biasanya di hari libur sabtu Minggu aku bangun kira-kira jam 8 pagi.
Lihat HP (rutinitas tiap pagi) jam 7.57.
Huahhhhhhh....menguap panjang aku berjalan ke dapur untuk minum dan reflek mata memandang lagi ke jam dinding di dapur- Loh kok????
Kok jam menunjukkan 6.58???? Oh ya hari ini tanggal 31 Oktober 2004. Jam dimundurkan 1 jam lebih lambat untuk memasuki winter time. (jam ini memang tersambung ke satelit sehingga otomatis akan berubah sendiri) Wah....aneh-aneh aja hidup di Eropa ini. Untung sebelumnya dah banyak yang kasih tau bahwa waktu akan diundurkan 1 jam tepat hari ini. Dengan begitu beda waktuku dengan orang-orang di Indonesia menjadi 6 jam. Aku belum ganti jam di HP ku biar aja dulu aku masih ingin menikmati "keanehan" ini :-)
Trus buka komputer mau browsing eh...ternyata jam di komputer juga dah menyesuaikan sendiri lumayan juga si Bill Gates bekerja hehhehe......
Hidup ini memang aneh-aneh saja.........

Saturday, October 30, 2004

Kawan yang Sejati

Positifnya dari perasaan sendiri dan kesepian bagiku adalah ketergantungan pada Tuhan sang pemilik hidup. Ketika semuanya baik-baik saja, menyenangkan dan gempita maka seringkali aku melupakan bahwa hidup ini milik Tuhan. Tetapi ketika semuanya sepi, sendiri, kelihatan tidak ada lagi jalan keluar maka datanglah sang kawan sejati sebagai teman berbicara, bertukar pikiran dan menangis.
Kadangkala hidup begitu sepi, tidak ada teman berbicara semua begitu jauh yang ada hanya kebisuan. Dan saat itulah kawan yang sering terlupa itu menjadi teman berbicara. Bahkan ketika ibu kita sendiri tidak mampu menjawab, dia datang menjawab. Ah... dia memang sungguh setia.
Aku ingin mensyukuri sepi yang kurasakan sehingga aku mempunyai waktu merasakan bahwa aku sangat bergantung padamu, kawanku yang sejati.

Saturday, October 23, 2004

Bahasa

Setelah mengikuti kursus bahasa Jerman bersama teman-teman dari berbagai negara di Jerman ini, banyak kejadian yang menggelitik bagiku. Dimulai dari seorang teman Brazil yang selalu membandingkan bahasa “Portugisnya” dgn bahasa Jerman dengan kata-kata…”Bei Uns” (yang terjemahan bebasnya berarti: bagi kami-Red), teman dari Cheko yang bunyi “e” nya selalu “e” pepet padahal harusnya “e” keras dan bunyi “u” nya selalu dimulai dengan “i” sehingga menghasilkan bunyi “iu”. Ada pula teman Irak yang lancar ngomong tapi gramatikalnya salah dan anehnya kami-kami yang non Jerman ini pada mengerti hehehe….. atau seorang temen yang selalu bertanya sesuatu yang sewajarnya tidak perlu ditanya dengan kata pengantar “ Ich habe ein blodes Frage” (Aku punya pertanyaan bodoh-Red) dan spontan kujawab dalam hati “Kalau begitu hentikan pertanyaan bodohmu.”
Aku sendiri meski bukan tergolong yang paling pintar tapi lumayan tidak menyusahkan guru dan peserta yang lain. Aku beruntung sebagai orang Indonesia yang cara membaca kata hampir sama dengan cara orang Jerman membaca dan beruntung pula sebagai orang batak yang bunyi “e” nya nyaris sama dengan “e” nya jerman. Dari berbagai pertanyaan yang sering kudengar ternyata banyak sekali peserta yang mempertanyakan mengapa bahasa itu terbentuk menjadi seperti itu, terbukti seringnya mereka memakai kata “Warum” (mengapa, why-Red) untuk berbagai kasus pertanyaan warum ini masih bisa ditoleransi dengan jawaban yang masuk akal tetapi ketika akhirnya pertanyaan warum ini semakin diteruskan akan sampai pada titik yang mempertanyakan mengapa bahasa itu memiliki banyak kasus, dan mengapa begitu. Dan akhirnya hanya bisa dijawab dengan “itulah bahasa Jerman mau bilang apa lagi??? Kalau mau mengerti bahasa Jerman ikutilah Gramatikalnya meskipun susah setengah mampus.
Aku berpikir kalau mau bisa lulus DSH maka aku harus menerima saja gramatikalnya, tidak usah mempertanyakan mengapa harus ada kasus Dativ, Akusativ, Genetiv, Nominativ. Mengapa harus ada Reflexive Pronomen dll.
Ah ternyata belajar bahasa ini juga seperti belajar beriman :-) Untuk menjadi selamat hanya perlu menerima ajarannya saja, berlatih dan menggumuli bahasa itu dan tidak menyimpang dari aturan-aturan yang ada niscaya akan selamat.

Wednesday, October 20, 2004

Congratulation....

Mr. President
Today is an important day for my Republic Indonesia. This is the day that, Mr. Susilo Bambang Yudoyono (SBY) as a RI 1.
For me he is not so special person but since he is directly choosed by most of people in Indonesia, I think he deserve to have a Honour and Respect.
To be honest I didn`t vote for him. Personally I don’t like the way when he leaved his Responsibility as a minister in Kabinet Gotong Royong.
No matter what a reason for his decision but in my stupid thinking it was very “petty minded” to leaved a national’responsibility for his own ambition. Ok, man has to reach his dream but it’s better when he doesn’t have to sacrifice a moral value and he must make a priority in the interest of the state.
Then I read that he made a “Political Contract” for a candidate of his Minister. I don’t know the contents of that Contract but I think he made a “Preventive Action” so he will not leaved by his minister hehehe (just like what he did, I guess)…You smart enough guy….
So, I hope you will be there till the end and please take concern for all without any tendency.

Be Fair,
Be Strong,
And Be Loyal…..
God Bless You………