Apa yang bisa kukatakan setelah operasi selesai?
Banyak sekali....
Rasanya kepalaku penuh dengan ungkapan-ungkapan syukur dn puji-pujian bagi kebesaran Tuhan yang luar biasa ajaib dan nyata bagi hidupku. Dipenuhi juga ungkapan-ungkapan terima kasih atas seluruh doa, perhatian, dukungan dari seluruh keluarga, teman, kolega, mahasiswa2ku serta orang-orang yang belum pernah bertatap muka denganku tp dengan tulus memberikan dukungan dan doa. Sungguh nyatalah kebaikan Tuhan tanpa sekat agama, ras, budaya, latar belakang. Semua murni mengharapkan sebuah kebaikan pada kehidupan kemanusiaan.
Operasinya berlangsung jam 08.00 WIB.
Sebelumnya tim dokter bedah yg visit ke ruang intermediate yg diketuai oleh DR. Salomo dtg dan bertanya kesiapanku. Dia bercerita bahwa bocor di jantungku akan ditambal. Lalu aku jawab, sebenarnya tambal ban adalah keahlian orang batak, tapi tambal jantungku ini benar2 membuatku harus menyerah ke tangan para dokter. Lalu dia menahan tawanya. Ternyata diluar ruanganku, dia mengenalkan diri sebagai DR. Salomo Purba. Tuh kan... :D
Dengan didorong suster pakai kursi roda aku menuju ruang OK lantai 8 GP2. Kakak2ku singgah di toilet sehingga hanya suamiku yg menyertaiku smp ke pintu ruang OK. Sudah ada 4 dokter yang menyambutku. Aku berulang2 memperkenalkan diri sebagai Damelina. Takut ketuker dengan pasien disebelahku heheheh....
Setelah memeluk suamiku yang berkata "Aku, Alvaro dan Angelo masih sangat membutuhkanmu" aku berjalan dengan percaya diri ke meja operasiku.
Si dokter bilang, silahkan tidur kepala sebelah sini......
Tanpa tau apa yang terjadi jam-1-an, suamiku menggenggam tanganku. Tertawa2 senang dan masih foto2. Aku hanya merasa kesakitan yang amat sangat dengan bantuan alat pernafasan dan kehausan luar biasa. Aku minta alat pernafasannya dibuka tp blm boleh katanya tunggu jam 4.
Benar2 kondisi yang berat. Hampir setiap 15 menit terbangun kesakitan dan pengen minum dan pengen diambil alat bantu pernafasannya. Jam 4 tiba, alat bantu pernafasannya dicabut. Puji Tuhan. Diberi minum 20cc benar-benar serasa hidupku sempurna. Lalu mulailah malam yang panjang dengan kesakitan luar biasa. Setiap inchi tulang2ku seperti dipukuli. Sakit tak tertahankan dan minum di jatah. Sungguh sebuah masa peralihan terberat dari gerbang kematian menuju kehidupan. Malam itu terasa sangat panjang dan kelam. Suara-suara mesin monitor setiap pasien benar2 menegangkan. Ada ketakutan kalau2 salah satu dr mesin pantau itu benar2 berhenti. Aktifitas di ruang yang ternyata Ruang ICU itu benar2 menegangkan. Sampai Jam 6 pagi aku dibersihkan oleh perawat Nelly boru Manurung. Dia bercerita apa2 yang akan kuhadapi di depan. Rasa sakit, cepat lelah, dll benar2 memberi aku pandangan. Jam 7 pagi aku duduk sendiri dan makan bubur sendiri. Sampai perawatnya bilang enak sekali seandainya semua pasien seperti aku.
Kondisiku berkembang dengan baik. Jam 12an aku di pindh ke gedung perawatan 2 lantai 6. Tidak perlu melewati ruang intermediate. Biasanya semua pasien ICU akan msk dulu ke intermediate. Tekanan darah so far baik. Kondisi2 lain juga msh baik. Hanyan badan msh sakit, miring kiri pegel, miring kanan sakit. Kepala ketinggian pusing, kerendahan pegel. Benar2 tdk nyaman. Minimal dalam 2 bulan tubuh kembali pulih dan adaptasi. Semua butuh proses, untuk sesutu yang lebih baik.
Seminggu sudah aku tidak ketemu ke2 buah hatiku.
Rasanya sangat menyakitkan. Tulang2 serasa dipukuli, kulit perih menahan luka dan hati mencari2. Percayalah ini adalah kondisi terburuk yang mungkin dihadapi seseorang dalam kehidupan. Tetapi harapan atas kehidupan yg lebih baik, hendaknya menjadi penguat untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Tuhan itu baik. Percayalah, DIA teramat baik.
Di sore yg sepi ini, ditemani abangku benry yg lg main HP, ditemani TVOne, hatiku yg merindu pada anak2ku hanya bisa mengucap, Terima Kasih Tuhan utk kehidupan yg kauberi, terima kasih utk memberiku perpanjangan waktu sebagai ibu bagi ke-2 anakku Alvaro dan Angelo. Aku sangat terberkati...
No comments:
Post a Comment