Iramanya asyik loh, accent penyanyinya juga sangat sekseh :-)
Bagaimana akhirnya aku bisa sampai ke site tersebut? Begini ceritanya:
Alkisah pada bulan Januari yang lalu,tanggal tepatnya aku lupa seorang turis berdiri menunggu bis dari kota Pangururan (kota kelahiranku) hendak menuju kota Tuktuk (resort wisata yang sangat keren ditepian Danau Toba, cocok untuk honey moon fyi). Nah karena sudah lama menunggu, pas mobil abangku lewat si turis ini minta berhenti dan ingin numpang. Abangku gelagapan karena nggak fasih berbahasa Inggris untung ada ponakanku Yacob yang sekarang duduk di kelas 2 SMP yang lebih fasih berbahasa Inggris :-) Abangku melalui Yacob bilang mobil mereka nggak sampai ke Tuktuk hanya sampai Parbaba (rumah abangku) cuma seperempat perjalanan menuju Tuktuk. Akhirnya si turis ini mau karena sudah sore. Diperjalanan abangku bilang ke dia karena sudah sore mungkin saja nggak ada lagi bis menuju Tuktuk, kalau mau menginap saja dirumah kami. Si turis tersebut yang ternyata bernama Peter setuju dan sangat berterimakasih untuk kebaikan hati si tuan rumah. Sampai di rumah abangku, si Peter itu bilang kok rumahnya bagus dan arsitekturnya agak-agak Jerman, lalu abangku bilang emang rumah ini didesain di Jerman oleh suami adikku yang orang Jerman. Eh....si Peter ternyata dari Jerman juga tepatnya dari Berlin. Lalu berceritalah abangku bahwa rumah ini baru satu minggu ditempati dan baru dipestakan, karena itu adikku dan suaminya datang juga dan sekarang di Surabaya. Abangku kemudian menelepon kakaku yang lagi di Surabaya dan si Peter itu berbicaralah dalam bahasa Jerman dengan kakaku yang mana saat itu aku duduk disamping kakaku dan dari situlah aku mengetahui cerita ini :-)
Nah mungkin si Peter ini terkesan dengan kebaikan si tuan rumah dan Yacob sehingga akhirnya dia memberi alamat website yang diatas kepada Yacob dan berjanji akan mengirimkan sesuatu dari Jerman untu Yacob. Nah si Yacob ini kasih alamat site tadi kepadaku dan ternyata si turis itu penyanyi saudara-saudara di negerinya dengan nama keren ”Peter Subway”. Dia sebelumnya bahkan sudah pernah rekaman lagu dalam bahasa Indonesia yang berjudul ”Beruntung tidak Beruntung” yang temanya meningatkanku pada dongeng HC Andersen, (eh btw itu dongen HC Andersen bukan ya? Yang ada petani punya kuda dan kemudian orang-orang bilang sangat beruntung si petani memiliki kuda cantik tersebut. Dan kemudian pak Tani menjawab ”Beruntung, tidak beruntung siapa yang tau?” Tak berapa lama kemudian kudanya hilang dan orang-orang bilang sungguh malang nasib pak Tani kehilangan kuda, lagi-lagi pak Tani menjawab: ”Beruntung, tidak beruntung siapa yang tau?” Eh...tak disangka-sangka suatu waktu si kuda kembali dengan kuda kecil lainnya dan orang-orang kembali bilang betapa beruntungnya si pak Tani mendapatkan 2 kuda sekaligus. Kemudian, suatu waktu anak petani naik kuda kecil tersebut dan terjatuh hingga kakinya patah, orang-orang kembali bilang malangnya nasib pak Tani. Anak si pak Tani kemudian dalam perawatan dan saat itu perang terjadi sehingga semua pemuda dikirim ke Medan Perang kecuali anak pak Tani yang dalam perawatan. Ketika akhirnya Pemuda-pemuda banyak yang gugur di Medan perang, anak pak Tani sehat. ”Beruntung, tidak beruntung siapa yang tau?”)
Selain tema lagunya yang keren ini, musiknya juga keren. Ponakanku aja langsung naksir dengan irama lagunya. Btw seksi banget ya accent si peter dalam bahasa Indonesia? Aku lagi bertanya-tanya apakah ketika aku berbahasa asing katakanlah Inggris atau Jerman para native speaker yang mendengarku berbicara merasa accentku seksi? Hehehe....
Pesan moral dari cerita ini adalah: Jangan ragu menolong turis yang butuh tumpangan, siapa tau dia penyanyi di negeri asalnya hehehe....
No comments:
Post a Comment