Friday, April 18, 2008

Harapan

Selasa lalu, ada teman yang sms katanya: "hari-hariku terasa lebih indah karena aku menantikan, waktu bertemu denganmu :-)"
Aku, tentu saja tersenyum senang :-)
Tapi yang ingin kubicarakan saat ini bukan mengenai teman itu atau mengenai perasaanku atas sms teman itu, tetapi tentang harapan.

Hidup yang berbahagia adalah hidup yang memiliki harapan.
Harapan secara sederhana dikatakan sebagai sesuatu yang diinginkan/dinantikan terjadi pada masa yang akan datang.
karena kita menanti-nantikan sesuatu, maka hidup kita lebih berbahagia, lebih indah dan memiliki dinamika, seperti halnya yang dirasakan oleh teman yang sms itu:-)

Seperti yang sedang kurasakan sekarang ini juga, aku merasa hari ini sangat indah dari kemarin. Jadinya lebih semangat dalam bekerja dan pengen cepat-cepat jam 8 malam karena aku menantikan acara Indonesian Idol (hallah...)

Dengan memiliki harapan atas sesuatu, seseorang akan semangat melakukan sesuatu. Contohnya, orang tua yang mengharapkan anaknya untuk menjadi seorang dokter misalnya, akan melakukan berbagai cara untuk mewujudkan harapannya. Memasukkan si anak ke sekolah favorit yang merogoh kocek lebih dalam, masukin kursus matematika agar otak kirinya lebih dominan, kursus ini-itu dan lain-lain, dan untuk itu semua, orang tua akan lebih serius mencari duit agar bisa mengakomodir keinginannya menyekolahkan anaknya jadi Dokter.
Itulah impact dari harapan.

Namun ada kalanya, harapan yang terlalu berlebihan membuat sesuatu menjadi tidak baik.
Kemarin di diskusi mengenai pembelajaran entrepreneur yang hanya dihadiri 3 peserta saja (very exclusive meeting, fyi :P), memberikan banyak insight bagiku. (meskipun sempat keki karena meeting mulai jam 5 sore yang mana jam kantor hanya sampai jam 4.30 dan sempat hampir menggagalkan acara kencanku :P)

Katanya, kecenderungan orang tua, mengharapkan anaknya untuk menjadi seseorang yang baik menurutnya, sehingga ketika misalnya orang tua mengharapkan anaknya jadi dokter, dan ternyata nilai matematika si anak 5 namun si anak main pianonya jago, maka orang tua akan berusaha membuat nilai matematikanya menjadi 10 dengan berbagai cara, dan tidak menghargai potensi si anak bermain piano.
Yang terjadi adalah potensi yang bisa dikembangkan dibenamkan dan sesuatu yang si anak tidak minat dipaksa muncul.
Sayang sekali....
Adalah lebih baik bagi orang tua, mengharapkan anaknya menjadi seseorang yang mampu hidup dengan keunikannya dan bahagia dengan pilihannya.
Jadi berharap sangat perlu namun jangan memaksa semua harapan harus terwujud.
Oh iya, ada hal lain lagi kemarin kudapatkan, katanya orang
tua diharapkan memberi pujian bagi karakter anak, karena pujian atas karakter lebih bermanfaat untuk jangka panjang bagi perkembangan pribadi si anak.

Misalnya: Wah...kamu baik sekali dek, mau menolong ibu...atau momy senang deh karena adek rajin :-)

Begitu kira-kira...
Hanya sebuah pemikiran :D






2 comments:

auRha said...

Heii . ! I'm coming again . ! !
K'Dede Richo LOLOS 24 besar. ! Haha . !
Skrg wktunya kita2 yg dkung vote dia . ! !
Bca tulisan aku yg ttg Idol itu iia. .
Trharu diriku liat prtmuan dia ama sang Mama tercinta. . Smpe nangis. .
Hhe. .
Moga bisa m'langkah dgn mulus ke panggung spekta. .

Always vote K'Richo . !

Anonymous said...

Hei...Selamat datang :-)
Yup...mari kita dukung adik Dede Richo, :p
sambil berharap dia menang jadi Next Indonesian Idol :-)