Ternyata, dalam kehidupan ini dimana aku menjadi bagian dari masyarakat yang "timur" secara umum, menjadi batak secara khusus dan menjadi bagian dari keluarga lebih khusus lagi, tidak bisa membuat keputusan sendiri meskipun keputusan itu merupakan kategori keputusan "personal."
Yang mengalami dampak langsung dari keputusan personal itu adalah aku sendiri. Kalaupun berdampak pada orang lain, paling mungkin berdampak pada orang yang bersamanya aku membuat keputusan itu bila ada orang lain yang ikutan dalam membuat keputusan "personal" itu.
Namun dalam prakteknya, keputusan itu ternyata harus dibuat dengan mempertimbangankan perasaan orang lain, dan itu seolah-olah menjadi faktor utama :p
Ya perasaan teteh, aa, opa, oma, nini, akang, (ini sunda atau batak seh? :p) ya perasaan bapak, ibu, abang, ito, eda, namboru, inanguda, nantulang, adek, opung dan teman-teman, dan lain-lain dan lain-lain...
Si A maunya begini,
Si B maunya begitu,
Si C maunya disana,
Si D maunya disini,
Si E maunya merah,
Si F maunya putih,
Si G maunya pagi,
Si H maunya sore.
Si I maunya segini,
Si J maunya segitu.
Padahal aku dan dia cuma mau "ini" saja, misalnya, catat misalnya....
Capew dewh...
Tapi dilain sisi,
itulah indahnya menjadi bagian dari sebuah keluarga.
Mereka menginginkan yang terbaik bagi kita, cuma yg sulit adalah ketika mereka merasa yg terbaik menurut mereka itu adalah yg terbaik bagiku atau kami.
Trus, kalau maunya ga dimauin ngambek. Ga mau terlibatlah, ga mau ikutlah, ga dewasa blas :p
kalau sudah begini, kan jadi serba salah.
Masak harus menunda bikin keputusan? makin tidak dewasa blas dan makin memberi peluang bagi orang lain mencampuri keputusan-keputusan personalku lebih dalam :p
Ya sutralah, gimana lagi. Cari hikmah aja, semakin panjang jalan yang dilewati, semakin banyak pemandangan yang dilihat, semakin banyak pengalaman yang didapat, semakin sabar menunggu sampai, semakin berempati pada penumpang lain yang ribut-ribut, semakin banyak tikungan tajam yang membuat andrenalin melonjak-lonjak, dan semoga semakin kuat menjalani perjalanan ini.
Ah...cape sih, cuma ya itu...perjalanan panjang selalu memberi cerita lebih banyak :-)
Thursday, May 15, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment