Ceritanya hari-hari yang kulalui sangat pedih...pedih....hhh....sekali. Saking pedihnya aku jadi ingat film G30S PKI (penderitaan itu pedih...jenderall......). Jadi rasa yang kurasa itu seperti nano nano bukan enaknya tapi campur-campurnya. Kadang takut, kadang malas, kadang semangat, kadang pedih dan lain-lain dan lain-lain. Tiba-tiba aku pengen memakai cincin yang menggambarkan perasaan, kira-kira warna apa yang akan dia tampilkan saat ini wong aku sendiri yang punya rasa bingung kok mau menandai rasa yang kurasakan saat ini.
Yang pasti aku punya rasa takut. Takut menghadapi masa depanku. Takut bila suatu saat aku memandang kehidupanku yang lalu dan aku menyesalinya. Takut bila ternyata keputusan yang kuambil salah. Takut tidak mampu mandiri secara finansial. Takut bila ternyata aku tidak dicintai oleh "dia" ya "dia" yang selalu menemani mimpi-mimpiku. Takut gagal, Takut terhadap banyak hal. Karena ke-takut-an ini aku merasa jadi tidak berjalan kemana-mana. Hanya diam, duduk dan tidak melakukan apa-apa.
Terus aku bertanya pada diriku dengan kondisi begini apa yang akan kulakukan?
Mosok mo diam dalam lingkaran ketakutan itu? Ayo dong....semangat...semangat....hidup ini berjalan dan berjalan. Baik aku takut maupun tidak takut waktu tetap berputar. Dia tidak menungguku untuk menghilangkan ketakutanku.
So??
(kok so??)
ya so?? apa yang harus kulakukan?
(Ya berjalan dong jangan diam aja. Berjalan saja toh akhirnya semua akan menemukan jalan keluarnya. Seperti ini nih.... ceritanya.)
(Misalnya kamu sedang berdiri disatu sisi sungai dan kamu hendak berjalan kesisi yang lain diatas sebatang kayu yang ukurannya kira-kira 5cm sedangkan dibawahnya air mengalir dengan deras. Kamu takut??)
Nggak....aku nggak takut...
(kok nggak takut?)
Ya nggak takut aja karena aku akan berjalan dengan hati-hati, konsentrasi pada jalan yang kuhadapi.
(kalau kamu jatuh?)
Nggak apa-apa toh aku bisa berenang aku kan anak danau :-)
(Ya sudah jalani saja hidupmu seperti itu. Hati-hati dan berkonsentrasi toh kalau jatuh juga kamu bisa berenang)
Loh...masalahnya bukan seperti itu. Ini beda...bukan seperti berjalan disebatang kayu kecil yang dibawahnya air mengalir. Lebih kompleks dari situ.
(Yah sudah kita ganti setting deh)
(Kondisinya seperti tadi kamu berada pada satu sisi dan kamu HARUS ingat HARUS menyeberangi sungai itu dan dibawahnya ada beberapa ekor buaya yang siap menerkammu bila kamu jatuh. )
Siapa yang mengHARUSkan?
(keadaan)
kenapa?
(karena kalau kamu diam saja maka akan datang ular mendekatimu.)
Nah ini kayaknya benar-benar membuat takut. Kamu tau aja aku paling takut sama ular :-) Wih....kalau begitu aku harus menyebrang. Dengan hati-hati dan konsentrasi dan berdoa supaya aku tidak jatuh. Kalau toh aku jatuh aku akan berusaha berenang ke tepian seraya berdoa dan berharap buaya itu tidak akan menerkamku. Kalau pun aku diterkam aku harap tidak sampai mati melainkan bisa hidup dan diobati. Toh kedokteran juga sudah lumayan maju. Hitung2 mungkin saja aku akan operasi plastik dan aku jadi lebih cantik dari sekarang hehehe..... Kalaupun aku mati ya apa boleh buat mungkin itu yang terbaik setidaknya aku tidak hidup lagi dalam ketakutan.
(Bukankah itu terlalu beresiko?)
Apa?
(Pilihanmu menyeberang. Kenapa kamu tidak diam saja nggak usah menyeberang.)
Aku takut ular tau....
(Ya takut ular juga tapi kalau toh kamu harus mati diterkam buaya mending kamu diam aja. Toh akhirnya sama2 mati)
Hey....dengar...aku nggak mau mati konyol. Kalau aku mati diterkam buaya apa boleh buat setidaknya aku sudah berusaha menjalani jembatan itu dengan hati2 dan konsentrasi. Lagian siapa bilang aku pasti jatuh? Mungkin saja aku selamat. Mungkin saja ada mujijat ditengah perjalanan ada seorang kesatria memegang tanganku. Atau melemparkan tali untuk kupegang. Atau apa saja yang mungkin datang menolongku. Kita kan nggak pernah tau apa yang akan terjadi didepan kita.
(hehehhee.....masak sih?)
Hey kok kamu malah menggodaku sih?
(Trus kamu masih takut?)
Takut apa?
(Bengong....)