Mengungkapkan cinta di era IT sekarang ini, menjadi lebih mudah dan lebih low cost :p
Dimulai dari sms yang Rp.350/sms (hanya Rp.88/sms kalau diungkapkan lewat kartu AS dan diungkapkan kepada pemilik kartu telkomsel :D);
Atau melalui fasilitas free talk kalau lagi ada;
atau melalui YM yang murah meriah dan dilengakapi dgn beragam emoticons yang bisa menguatkan ungkapan cinta,
sampai melalui email yang murmer apalagi kalau koneksi internetnya disediakan kantor :P
Selain low cost, IT juga memberi akses bagi pecinta mengungkapkan cintanya secara world wide.
Hari ini ketika menjelajah di FS, aku menemukan banyak ungkapan cinta...
FS1: ungkapan cinta di shout box-nya
FS2: memajang foto-foto orang yang dicintainya
FS3: mendapatkan comment cinta dari pemilik FS lain
FS4: klik di "Who's viewed me" dan dia ada disana... :P
FS5: bercerita tentang cinta
Aih...indahnya cinta...
apalagi kalau diungkapkan :D
I Love You, ito...
Thursday, June 19, 2008
Monday, June 09, 2008
Cape Deh.......
Boss bicara dengan sekretarisnya: "Seminggu kita
pergi untuk perjalanan dinas, tolong siap-siap."
Sekretaris telepon suaminya: "Mas, saya mau
berangkat untuk perjalanan dinas, hati-hati di rumah
ya."
Suami telepon kekasih gelapnya: "Istriku mau
berangkat seminggu, kau ada waktu?"
Kekasih gelap bilang terhadap anak kursusnya:
"Nak, ibu punya banyak kerjaan selama seminggu, kursus
ditiadakan selama seminggu."
Anak kursus bilang terhadap kakeknya: "Kek,
seminggu tidak ada kursus, gurunya sibuk. Ayo kita
jalan-jalan. "
Kakek (=Boss) telepon sekretarisnya: "Minggu ini
saya mau jalan-jalan sama cucu saya, meeting
dibatalkan."
Sekretaris telepon suaminya: "Bossnya ada
kerjaan rumah yang mendadak, tripnya dibatalkan Mas."
Suami bilang kekasih gelapnya: "Kau tak bisa
datang, istriku tak jadi pergi."
Kekasih gelap telepon anak kursusnya : "Nak,
kursus minggu ini berjalan seperti biasa."
Anak kursus bilang sama kakeknya: "Kek, guruku
bilang kursus berjalan normal. Kakek jalan sendiri
aja."
Kakek bilang sama sekretarisnya: "Minggu ini
kita atur perjalanan dinas lagi. Kamu siap-siap, yah!"
Cape deh ...
Satu Pembuktian tambahan bahwa bumi itu bulat hehe....
Friday, June 06, 2008
Suara Kodok...
Well, Tuhan itu memang maha kuasa ya... dan aku semakin yakin bahwa semua hal akan indah pada waktuNya, sungguh waktunya DIA. (semoga perenungan ini tetap hadir dihatiku meskipun aku mengalami bahwa waktuNya tidak sesuai dengan yang kuharapkan :P).
Ceritanya minggu ini adalah minggu terakhir aku mengajar sebelum mahasiswa UAS tanggal 16 besok, dimana minggu depan adalah minggu tenang.
Senin mengajar - lancar -
malamnya tenggorokan terasa gatal
Selasa mengajar jam pertama - lancar -
Jam kedua suara mulai serak-serak mampus, namun masih bisa ngajar.
Sorenya suara hilang tanpa tau kemana rimbanya...bah...
padahal ada acara bertemu camer. Jadilah pertemuan di selasa malam itu garink karena aku tidak bisa berbicara atau malah camerku itu merasa aku sangat sweet dan pendiam huahaha....
Waktu yang tepat untuk kehilangan suara.
Rabu masuk kelas E2, suara sudah tidak tau dimana dan akhirnya aku melakukan komunikasi dengan bahasa tulis dan mahasiswaku ketawa2, aku merasa keki karena untuk ketawa pun aku nggak punya suara.
Sepanjang rabu, aku merasa nggak enak badan. Udah gitu pak Dekan telp, karena aku ga punya suara, akhirnya yang angkat teman kerja bilang ke Dekan bahwa aku nggak ada suara. Eh pak Dekan tetap bilang mau bicara, katanya biar aku dengerin aja. Jadilah komunikasi yang harusnya dua arah itu menjadi satu arah membuatku terbahak-bahak tanpa suara.
Pak Dekan: Mel, hari Jumat kamu siaran di Radio SS ya...
Aku: Acara apa Pak? (tapi suaraku nggak keluar sama sekali)
Pak Dekan: duh repot juga...hm..radio mengundang kita untuk bincang-bincang mengenai jurusan....hm...kupikir kamu yg cocok untuk ikut, tapi kamu nggak ada suara gimana ya...Mel...
Aku: Ya pak...(lagi2 ga ada suara keluar)
Pak Dekan: Kamu masih dengar kan? Gini aja deh, besok kamu istirahat aja, biar jumat suaramu ada. Minum Jahe ya, trus kecap sama madu...nanti suaramu jadi lebih bagus dari yg sebelumnya...udah ah...nggak enak ngomong sendiri, hm..klo jumat kamu nggak bisa, biar aku aja yang kesana, tapi usahakan bisa ya mel..Udah ah nggak enak ngomong sendiri. -Telpon ditutup-
Aku: huahahaha......(sayangnya cuma bisa dalam hati karena suara lagi-lagi nggak ada)
Malamnya, akhirnya ke klinik Medis Pusura diantar sang kekasih (cie....)
Setelah berobat minum wedang jahe yang ga enak, dan habis itu minum obat kemudian tidur sampai pagi. Kamis nggak ke kampus dan suara mulai serak-serak becek. Sorenya dipijit rasanya enak banget.
Jerry sang ponakan senang banget karena aku nggak kerja dan dia bertanya "emang besok ke gereja ya bule?" karena biasanya aku libur pas hari Sabtu. Trus ngomong, "Bule klo ngomong jangan bisik-bisik dong..." :-(
Kamis malam bukannya tidur dengan cepat malah sms-an dengan teman sampai jam 11 malam.
Jumat pagi pas bangun dengan gaya h2c aku test suara: Selamat Pagi (duh...kok ngebas gini suaraku?)...
Sampai kampus mahasiswa pada bilang "ibu kok cantik pake scraft gitu" lalu aku jawab "Ya, lagi pengen gaya..." lalu mereka ketawa-ketawa..."suara ibu lucu..."
Iya,...kayak kodok (dalam hati)
Laporan ke Pak Dekan, "pak begini kondisi suaraku, gimana pak? jangan saya yg ke radio ya...please..."
Lalu pak Dekan bilang, "nggak apa-apa, udah lumayan kok bu, ibu aja yg pergi ya, materi yang dibicarakan lebih penting kok daripada suara."
Duh....suara kayak kodok gini disuruh siaran?
Kacau dunia persilatan.
Sungguh waktu yang tepat untuk On Air...
Test...test...1...2...3...dicoba....
Hello.........hello..........yang digoyang...digoyang...yang.....(dangdutz mode ON)
Ceritanya minggu ini adalah minggu terakhir aku mengajar sebelum mahasiswa UAS tanggal 16 besok, dimana minggu depan adalah minggu tenang.
Senin mengajar - lancar -
malamnya tenggorokan terasa gatal
Selasa mengajar jam pertama - lancar -
Jam kedua suara mulai serak-serak mampus, namun masih bisa ngajar.
Sorenya suara hilang tanpa tau kemana rimbanya...bah...
padahal ada acara bertemu camer. Jadilah pertemuan di selasa malam itu garink karena aku tidak bisa berbicara atau malah camerku itu merasa aku sangat sweet dan pendiam huahaha....
Waktu yang tepat untuk kehilangan suara.
Rabu masuk kelas E2, suara sudah tidak tau dimana dan akhirnya aku melakukan komunikasi dengan bahasa tulis dan mahasiswaku ketawa2, aku merasa keki karena untuk ketawa pun aku nggak punya suara.
Sepanjang rabu, aku merasa nggak enak badan. Udah gitu pak Dekan telp, karena aku ga punya suara, akhirnya yang angkat teman kerja bilang ke Dekan bahwa aku nggak ada suara. Eh pak Dekan tetap bilang mau bicara, katanya biar aku dengerin aja. Jadilah komunikasi yang harusnya dua arah itu menjadi satu arah membuatku terbahak-bahak tanpa suara.
Pak Dekan: Mel, hari Jumat kamu siaran di Radio SS ya...
Aku: Acara apa Pak? (tapi suaraku nggak keluar sama sekali)
Pak Dekan: duh repot juga...hm..radio mengundang kita untuk bincang-bincang mengenai jurusan....hm...kupikir kamu yg cocok untuk ikut, tapi kamu nggak ada suara gimana ya...Mel...
Aku: Ya pak...(lagi2 ga ada suara keluar)
Pak Dekan: Kamu masih dengar kan? Gini aja deh, besok kamu istirahat aja, biar jumat suaramu ada. Minum Jahe ya, trus kecap sama madu...nanti suaramu jadi lebih bagus dari yg sebelumnya...udah ah...nggak enak ngomong sendiri, hm..klo jumat kamu nggak bisa, biar aku aja yang kesana, tapi usahakan bisa ya mel..Udah ah nggak enak ngomong sendiri. -Telpon ditutup-
Aku: huahahaha......(sayangnya cuma bisa dalam hati karena suara lagi-lagi nggak ada)
Malamnya, akhirnya ke klinik Medis Pusura diantar sang kekasih (cie....)
Setelah berobat minum wedang jahe yang ga enak, dan habis itu minum obat kemudian tidur sampai pagi. Kamis nggak ke kampus dan suara mulai serak-serak becek. Sorenya dipijit rasanya enak banget.
Jerry sang ponakan senang banget karena aku nggak kerja dan dia bertanya "emang besok ke gereja ya bule?" karena biasanya aku libur pas hari Sabtu. Trus ngomong, "Bule klo ngomong jangan bisik-bisik dong..." :-(
Kamis malam bukannya tidur dengan cepat malah sms-an dengan teman sampai jam 11 malam.
Jumat pagi pas bangun dengan gaya h2c aku test suara: Selamat Pagi (duh...kok ngebas gini suaraku?)...
Sampai kampus mahasiswa pada bilang "ibu kok cantik pake scraft gitu" lalu aku jawab "Ya, lagi pengen gaya..." lalu mereka ketawa-ketawa..."suara ibu lucu..."
Iya,...kayak kodok (dalam hati)
Laporan ke Pak Dekan, "pak begini kondisi suaraku, gimana pak? jangan saya yg ke radio ya...please..."
Lalu pak Dekan bilang, "nggak apa-apa, udah lumayan kok bu, ibu aja yg pergi ya, materi yang dibicarakan lebih penting kok daripada suara."
Duh....suara kayak kodok gini disuruh siaran?
Kacau dunia persilatan.
Sungguh waktu yang tepat untuk On Air...
Test...test...1...2...3...dicoba....
Hello.........hello..........yang digoyang...digoyang...yang.....(dangdutz mode ON)
Monday, June 02, 2008
Marhusip
Marhusip adalah salah satu rangkaian acara dari banyak acara lainnya yang dilaksanakan sebelum menikah pada masyarakat Batak.
Secara harafiah arti dari Marhusip ini adalah Berbisik. Kenapa berbisik?
Karena pada acara ini, pihak keluarga laki-laki datang ke keluarga perempuan biasanya hanya beberapa orang saja yang benar-benar keluarga dekat untuk memberi tau bahwa si laki-laki (calon pengantin pria) ingin mempersunting si perempuan (calon pengantin wanita) pujaan hatinya (kalau memang si laki-laki tersebut memuja perempuannya hehehe...).
Sebagaimana istilahnya marhusip maka perbincangan ini pun harus tertutup hanya untuk kedua kalangan keluarga saja, sebaiknya belum ada orang lain (diluar keluarga) yang mengetahui dan biasanya dilaksanakan malam hari supaya mendukung tujuan tersebut.
Namun pada prakteknya, banyak kalangan yang tau acara marhusip ini karena pasti si A menceritakan ke si B dan si B cerita ke si C dan seterusnya dan seterusnya.
Sebelum marhusip ini sendiri sudah ada acara preliminary :P yaitu marhoring-horing dingding yang mana acara ini lebih privat lagi karena hanya perkenalan antara ortu saja.
Nah setelah marhusip maka akan dilaksanakan banyak acara martonggo raja (dimana pihak-pihak lain diluar keluarga yang ikut serta pada acara marhusip) diberitahu maksud dan rencana selanjutnya, baik pihak keluarga laki-laki maupun keluarga perempuan. Pada Martonggo raja ini para tetua-tetua adat dipanggil berembuk untuk banyak hal dan lain sebagainya, dan kemudian akan dilanjutkan ke marhata sinamot, yang mana pada seluruh rangkaian acara ini akan menyita banyak pemikiran, waktu, materi dan tentu saja kebaikan hati para keluarga yang terlibat dimana mereka menyediakan waktu secara sukarela untuk membicarakan pernikahan tersebut meskipun secara darah mungkin tidak berhubungan lagi tapi karena memiliki hubungan adat dengan keluarga calon pengantin baik itu sebagai Dongan Tubu, atau Hula-hula atau Boru atau Dongan Sahuta. Kalau dihitung-hitung persiapan bisa sampai 1 tahun atau kalau di peringkas menjadi 6 bulan. So, jika rencana pernikahan bulan Desember, maka marhusip sudah dilakukan di bulan Juni. Nah loe...
Ribet?
Sangat!
Tapi disitulah romantikanya menjadi orang Batak.
Dan Justru karena kerumitan itu sangat sulit bagi orang Batak untuk bercerai apalagi ditambah dengan Kekristenan yang semakin mempersulit ikatan pernikahan itu diceraikan oleh manusia (Tidak akan bercerai kalau tidak karena dipisahkan maut.) Jadi memang Kebatakan dan Kekristenan merupakan pertemuan dua ranah yang saling menopang pada kebaikan pelaksanaan kehidupan pernikahan.
Jadi, bagi orang Batak yang memang masih memegang teguh nilai-nilai keBatakan, sesulit apapun kondisi hubungan mereka dalam kehidupan sebagai suami istri, mereka akan lebih memilih mempertahankan pernikahan tersebut walaupun berdarah-darah, karena selain ikatan agama, adat juga sangat mengikat.
Dan satu hal yang sangat dipegang oleh orang Batak adalah Perceraian sangat memalukan, kecuali salah satu pihak secara terang-terangan mangalangkup (berselingkuh-red)
Namun, jaman memang lebih suka yang instan, ribetnya adat itu sering di-simplify oleh para pelaksananya. Akhirnya filosofi dari keribetan itu pun menjadi lebih simpel dan instan. Akibatnya, cara menjalani pernikahan bagi orang batak pun sering sekali sama dengan cara non-Batak menjalani pernikahan.
Oleh karena itu, agak mengherankan bagiku ketika Yuni Sara dan Henry Siahaan bisa-bisanya berciuman ketika mengumumkan perceraian mereka, sambil berpelukan mesra dan senyum-senyum didepan para wartawan. Apalagi mereka mengatakan bahwa pernikahan mereka tidak karena orang ketiga.
Kalau dia sungguh-sungguh seorang Batak, jangankan konfrensi pers, menyampaikan maksud cerai ke ortu aja kalau tidak karena alasan selingkuh pasti tuh ortu sudah tendang balik tuh anak yang mau cerai samapai gepeng.
Tapi itulah hidup, setiap manusia berhak memilih yang terbaik baginya.
Dan akupun setuju untuk itu, aku hanya merasa heran saja dengan berbagai fenomena yang terjadi, bukan bermaksud menghakimi, atau menuduh.
Hanya sekedar pemikiran atau mungkin memperkuat nilai kebatakanku pada diriku sendiri supaya lebih kuat dalam menjalani semua proses yang akan akan aku lewati hehehe...
Lewat satu rangkaian, kemarin...asyik...
selamat datang kesibukan-kesibukan yang lain :D
Tuhan, kuatkan kami Amen...
Secara harafiah arti dari Marhusip ini adalah Berbisik. Kenapa berbisik?
Karena pada acara ini, pihak keluarga laki-laki datang ke keluarga perempuan biasanya hanya beberapa orang saja yang benar-benar keluarga dekat untuk memberi tau bahwa si laki-laki (calon pengantin pria) ingin mempersunting si perempuan (calon pengantin wanita) pujaan hatinya (kalau memang si laki-laki tersebut memuja perempuannya hehehe...).
Sebagaimana istilahnya marhusip maka perbincangan ini pun harus tertutup hanya untuk kedua kalangan keluarga saja, sebaiknya belum ada orang lain (diluar keluarga) yang mengetahui dan biasanya dilaksanakan malam hari supaya mendukung tujuan tersebut.
Namun pada prakteknya, banyak kalangan yang tau acara marhusip ini karena pasti si A menceritakan ke si B dan si B cerita ke si C dan seterusnya dan seterusnya.
Sebelum marhusip ini sendiri sudah ada acara preliminary :P yaitu marhoring-horing dingding yang mana acara ini lebih privat lagi karena hanya perkenalan antara ortu saja.
Nah setelah marhusip maka akan dilaksanakan banyak acara martonggo raja (dimana pihak-pihak lain diluar keluarga yang ikut serta pada acara marhusip) diberitahu maksud dan rencana selanjutnya, baik pihak keluarga laki-laki maupun keluarga perempuan. Pada Martonggo raja ini para tetua-tetua adat dipanggil berembuk untuk banyak hal dan lain sebagainya, dan kemudian akan dilanjutkan ke marhata sinamot, yang mana pada seluruh rangkaian acara ini akan menyita banyak pemikiran, waktu, materi dan tentu saja kebaikan hati para keluarga yang terlibat dimana mereka menyediakan waktu secara sukarela untuk membicarakan pernikahan tersebut meskipun secara darah mungkin tidak berhubungan lagi tapi karena memiliki hubungan adat dengan keluarga calon pengantin baik itu sebagai Dongan Tubu, atau Hula-hula atau Boru atau Dongan Sahuta. Kalau dihitung-hitung persiapan bisa sampai 1 tahun atau kalau di peringkas menjadi 6 bulan. So, jika rencana pernikahan bulan Desember, maka marhusip sudah dilakukan di bulan Juni. Nah loe...
Ribet?
Sangat!
Tapi disitulah romantikanya menjadi orang Batak.
Dan Justru karena kerumitan itu sangat sulit bagi orang Batak untuk bercerai apalagi ditambah dengan Kekristenan yang semakin mempersulit ikatan pernikahan itu diceraikan oleh manusia (Tidak akan bercerai kalau tidak karena dipisahkan maut.) Jadi memang Kebatakan dan Kekristenan merupakan pertemuan dua ranah yang saling menopang pada kebaikan pelaksanaan kehidupan pernikahan.
Jadi, bagi orang Batak yang memang masih memegang teguh nilai-nilai keBatakan, sesulit apapun kondisi hubungan mereka dalam kehidupan sebagai suami istri, mereka akan lebih memilih mempertahankan pernikahan tersebut walaupun berdarah-darah, karena selain ikatan agama, adat juga sangat mengikat.
Dan satu hal yang sangat dipegang oleh orang Batak adalah Perceraian sangat memalukan, kecuali salah satu pihak secara terang-terangan mangalangkup (berselingkuh-red)
Namun, jaman memang lebih suka yang instan, ribetnya adat itu sering di-simplify oleh para pelaksananya. Akhirnya filosofi dari keribetan itu pun menjadi lebih simpel dan instan. Akibatnya, cara menjalani pernikahan bagi orang batak pun sering sekali sama dengan cara non-Batak menjalani pernikahan.
Oleh karena itu, agak mengherankan bagiku ketika Yuni Sara dan Henry Siahaan bisa-bisanya berciuman ketika mengumumkan perceraian mereka, sambil berpelukan mesra dan senyum-senyum didepan para wartawan. Apalagi mereka mengatakan bahwa pernikahan mereka tidak karena orang ketiga.
Kalau dia sungguh-sungguh seorang Batak, jangankan konfrensi pers, menyampaikan maksud cerai ke ortu aja kalau tidak karena alasan selingkuh pasti tuh ortu sudah tendang balik tuh anak yang mau cerai samapai gepeng.
Tapi itulah hidup, setiap manusia berhak memilih yang terbaik baginya.
Dan akupun setuju untuk itu, aku hanya merasa heran saja dengan berbagai fenomena yang terjadi, bukan bermaksud menghakimi, atau menuduh.
Hanya sekedar pemikiran atau mungkin memperkuat nilai kebatakanku pada diriku sendiri supaya lebih kuat dalam menjalani semua proses yang akan akan aku lewati hehehe...
Lewat satu rangkaian, kemarin...asyik...
selamat datang kesibukan-kesibukan yang lain :D
Tuhan, kuatkan kami Amen...
Subscribe to:
Posts (Atom)