Tuesday, January 05, 2010

"Kasih?"

Tidak baik ya ngomongin orang di awal tahun :D
Tapi aku tetap mau ngomongin orang hehehe...
Sebenarnya sih bukan ngomongin orang, cuma ngomongin betapa anehnya kadang cara orang lain dalam menunjukkan kasihnya dalam ikatan persaudaraan karena alasan "sedarah" dan tidak memiliki kasih karena tidak sedarah :(

Kami bersaudara yang sedarah (3 laki-laki dan 5 perempuan) "menurutku" cukup kuat ikatan persaudaraannya.
Kalau salah satu saudara menderita, maka yang lain pun ikut merasakan penderitaan.
Perasaan itu ditunjukkan dalam sikap saling menopang dan membantu.
Ya bantu doa, bantu urunan duit, bantu mencari jalan keluar dan bantuan-bantuan lain yang dibutuhkan.
Sebaliknya ketika satu saudara bersukacita, yang lain ikut bersukacita seolah-olah sukacita itu dialami sendiri.

Namun, meskipun perasaan kasih sayang dan senasib sependeritaan sangat erat, tetap aja kami masih tetap menjujung tinggi nilai-nilai kebenaran yang kami yakini.
Misalnya nih ketika dulu aku berpacaran dengan pria beda agama, saudara-saudaraku berempati terhadap perasaanku tetapi cukup keras menegurku untuk memberitahukanku "kebenaran" yang kami yakini.
Cara mereka memperlakukan aku dalam hubunganku saat itu, mampu mendukung aku membuat keputusan yang baik dan benar bagiku, bagi mantan pacarku dan bagi saudara-saudaraku.
Mereka benar-benar tau bagaimana bersikap sebagai saudara sedarah dan saudara dalam kebenaran.
Akhirnya, aku memutuskan hubunganku dengannya dan lucky me, eh blessed me...:D aku menikah dengan pria yang membuatku sangat bahagia hehehe...(Love You my Hubby...)

Aku teringat pada jaman aku kuliah dulu di Yogya,
Salah seorang adek teman kostku hamil diluar nikah.
Adeknya ini nggak kost bareng dengan kami.
Lalu, short long story, si adek yang hamil ini akhirnya ditanggungjawabi oleh laki-laki yang menghamilinya. Mereka berangkat ke kampung halamannya di Flores untuk menikah.
Yang membuatku heran adalah...
Kakanya memberangkatkan adiknya dengan gembira. Saudara-saudara yang lain juga datang untuk memberangkatkan si adik. Cipika-cipiki, peluk kanan-kiri, haha...hihi...dan gembira ria seolah-olah memberangkatkan calon pengantin yang masih suci tiada bernoda ke altar suci.
Mungkin bagi mereka atau orang lain tidak ada yang aneh dengan kejadian ini.
Tapi bagiku hal itu sangat aneh.
Anak yang diberangkatkan untuk kuliah ke Yogya, pulang dengan kehamilan diluar pernikahan?
Mengapa perbuatan itu "seolah-olah" disetujui oleh kakaknya dan saudara-saudara yang lain?
Bukankah menunjukkan penolakan (setidaknya pas diawal-awal) akan memberi pembelajaran kepada si adik dan anggota keluarga yang lain bahwa yang dia lakukan itu Salah?
Wih...coba aku yang begitu, mungkin digantung kali ya...

Trus ada lagi cerita, seorang Ibu 3 anak, istri dari seorang suami, flirting dengan suami orang lain.
Mereka kirim2an sms, email2an mesra (yang kalau anak SD pun membacanya pasti tau bahwa itu email yang tidak pantas).
Ketika si ibu 3 anak ini ditegur malah mencari pembenaran diri dan mengatakan bahwa pria itulah yang menggodanya (ya iyalah siapa juga yang mau disalahkan ya :D)
Dan ketika istri dari laki-laki yang diselingkuhi itu minta tolong pada adek si ibu 3 anak ini untuk menegur kakanya, malah si adek seperti menggampangkan masalah.
Menunjukkan seolah kejadian itu adalah hal yang lumrah (email2 mesra dan bernafsu itu just words menurut si adik).
Membenarkan perlakuan kakaknya dengan mengatakan "memang suami kakaku itu tidak romantis, jadi bla...bla...bla..."
Mengatakan bahwa ketertarikan seseorang dengan orang lain adalah hal yang wajar dan tidak seorangpun bisa melarang.
Emang itu benar tapi tidak pada orang yang sudah menikah, kalaupun pada orang yang sudah menikah harusnya orang tersebut mampu menahan diri karena tau itu dosa...
Hei....Tuhan melarang orang yang berselingkuh loh.
Hukum ke-8 kan bilang "Jangan Berzinah" :P
Kok bisa ya begitu?????
Kebayang kalau kakaku yang begitu, mungkin aku akan menyuci otak kakaku dan membawanya ke sidang keluarga, karena INI SANGAT SERIUS....

Yang terakhir nih,
Temannya temanku (lagi-lagi) di Yogya dulu, punya pacar. Temanku inisialnya N, temannya temanku itu inisialnya F. (Aku dan F cuma kenal-kenal gitu aja karena si N sama-sama teman kami).
Menurut si N, cowok itu pemakai narkoba dan dia tau dari temannya yang lain.
Lalu aku bilang dunk ke si N, "kasih tau si F lah bahwa pacarnya itu pemakai (karena si F belum tau). Cuma kasih tau aja masalah mereka mau pacaran atau enggak biar si F yang memutuskan."
Eh...si N jawab: "Enggak ah, ga enak ntar si F ngira aku ga ndukung dia, biarin aja saudara juga bukan...cuma teman ini"
What???? Aku ceramahin deh si N...macem-macem...
Cape deh...

Kasih itu harus melintasi hubungan darah N...bla..bla...
dan yang penting diingat:
"...kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena KEBENARAN (I kor 13;6)

Cape mikirin orang, tapi ga cape kalau ada kasih :D


;)

2 comments:

Immilia said...

mengharukan banget buuu :'(

Melody said...

@imil: iya ya :(