Tuesday, February 17, 2009

Hatiku Sedih...

Sejak Bapakku sakit (sudah hampir 2 minggu) hari ini adalah hari yang paling menyedihkan bagiku. Hampir setiap habis telepon hari ini aku menangis.
Kami (sekeluarga) terpaksa harus memutuskan sendiri apa yang terbaik bagi Bapak kami tanpa rekomendasi dari medis, meskipun sudah hampir 2 minggu di RS Adam Malik Medan. Dr hanya mengatakan bahwa jalan keluar untuk Bapakku adalah operasi atau Laser, namun mengingat kondisi yang sudah 76 tahun, bahkan untuk jenis operasi ringan pun Bapak ga kuat lagi.
Trus apa yang harus kami lakukan?
Apakah ada jalan lain?
Bolehkah kami bawa Bapak pulang ke rumah, atau lebih baik tetap di RS?
Kata Ibuku dan Abangku, RS tidak membantu. Dokter sangat jarang datang. Nyaris tidak ada pengobatan apa-apa. Badan Bapak pernah panas dan demam tidak diberi obat apapun karena kata perawatnya tidak disuruh oleh dokter. Dan dokter tidak memberi solusi yang manusiawi menurutku. Tidak bilang harus di RS atau tidak menyuruh pulang saja. Bingung kan?
Abangku bilang di RS juga seolah-olah hanya menginap di Hotel aja karena Bapak kebetulan di kamar VIP.


Lalu melalui confrence telepon kami bersaudara memutuskan, Bapak dibawa pulang saja ke Rumah di Pangururan.
Alasannya untuk memberi kenyamanan baginya secara psikologis. Rumah mungkin bisa membuat dia menjadi lebih baik karena ada cucu-cucunya disana (yang ga mungkin besuk ke Medan karena mereka masih sekolah) fyi dari rumahku di Pangururan ke Medan butuh waktu 5 jam-an. Selain itu, dengan kembali ke Rumah, Bapak mungkin akan lebih merasa 'at home' dan Ibuku juga ga terlalu terbeban harus sendirian di Medan. Kemudian abangku juga ga harus repot bolak-balik Pangururan-Medan, sementara dia juga mempunyai segudang agenda untuk dikerjakan.

Aku merasa seperti menanti sebuah kematian, dan hatiku sedih sekali. Aku baru tau ada rasa sakit yang seperti ini, aku bahkan tak mampu menggambarkan perasaanku.
Tadi aku telepon ketika mereka akan pulang ke rumah. Bapak bilang "kami sudah dimobil mau pulang" suaranya kedengaran jauh lebih sehat daripada ketika dia di RS dengan bantuan infus. Semoga ini awal yang baik (Tuhan dengarlah doaku).
Namun sebenarnya, aku merasa bahwa aku dan saudara-saudaraku sudah harus mempersiapkan diri untuk setiap kemungkinan yang mungkin akan terjadi, karena sebenarnya hidup yang kekal adalah hidup bersama Yesus.
Semoga kami dikuatkan oleh Tuhan dalam menjalani hari-hari yang berat ini.
Aku membaca postingan kakaku, dan aku pun menangis, tersedu-sedu. Ternyata ketika kami bersaudara saling berkomunikasi, kami saling menguatkan namun dalam diamnya kami menangis sendiri-sendiri.

Ternyata, ketika semua tidak abadi, hanya cinta yg tetap abadi.
Semoga kami semua selalu diikat cinta kasih dari Tuhan untuk saling mendukung melewati masa-masa yang berat ini.

ps: I Love You Daddy,
I Love You Mom,
I Love You all my brothers and sisters...

Lau, Ges, No need to cry... we have privilege to carry everything to Jesus in prayer!

2 comments:

ruly said...

halo eda, salam kenal, tahu dr milis blognya :)
bapakku jg sakit, sdh mau 9 thn lagi.. cukup prihatin buat keadaan orangtua yg sakit, smoga cepat pulih ya.

God always know the best for us, agree with to carry everything to Jesus in prayer.

Anonymous said...

Halo juga eda Ruly :-)
Thx a lot sudah mampir...thx juga untuk doa utk bapakku. Saya doakan juga agar Bapaknya eda cepat pulih juga, dan keluarga diberi kekuatan untuk mendukung dan mendampingi.

Horas :-)