Begitu judul lagunya, lagi digemari banyak orang akhir-akhir ini khususnya di komunitas Medan dan sekitarnya dan komunitas Batak secara lebih khusus lagi.
Mulai dari request di pesta pernikahan orang Batak saat memberi ulos, request di radio batak, sampai menjadi perbincangan dikalangan tertentu. Sebelumnya aku ga terlalu aware dengan lagu ini tapi setelah ponakanku Jerry sering menyanyikannya sampai akhirnya orang-orang di gereja selalu memintanya menyanyikan lagu “Anak Medan” saat ketemu dengan dia, jadilah akhirnya suatu saat aku mendedikasikan waktuku secara khusus mendengar lagu ini, dan sebagai akibatnya aku menyimpannya di HP dan mendengarnya ketika pengen (ini adalah kejadian ternorak ketigaku, setelah sebelumnya menyimpan Jablay dan Kucing Garong di MP3 HPku :P)
Nah lagu Anak Medan ini lucu juga kedengarannya. Dimulai dengan musik yang sangat karo (salah satu etnik Batak) diiringi seruling yang pasti membuat pendengar ingin bergoyang. Dinyanyikan secara trio yang sangat khas batak berbagi suara secara konsisten dan harmonisasi yang bagus. Kemudian liriknya sangat menggelitik bikin aku tersenyum simpul. Bayangan kosa kata yang tidak berasal dari satu ordo bisa berpadu menjadi satu lagu hehehe…itu yang bikin aku merasa lucu tapi senang mendengar lagu ini. Maksudku begini, biasanya kan kata-kata untuk menciptakan sebuah karya apakah itu lagu, tulisan, puisi dan lain-lain cenderung menggunakan satu kata yang serumpun atau satu ordo. Misalnya neh puisi cinta pasti kata-katanya berasal dari rumpun yang sama atau at least mendekati contohnya: cinta, rindu, pujaanku, bulan, mimpi, malam, sunyi sepi, kekasih dan lain-lain. Kalau lirik lagu merana karena cinta yang terpisah biasanya kata-katanya: mengapa, maafkan, aku masih merindukanmu, tak ada yang lain dan lain-lain yang saling mendukung. Lah lagu Anak Medan ini kosa katanya benar-benar lucu, dengan semena-menanya kata-kata seperti “antisipasi, pohon pinang, main cantik, berpartisipasi, harga diri, menentang awan” berpadu dengan sempurna meskipun agak sedikit dipaksakan hehehe…tapi cukup mampulah bikin aku memutarnya berkali-kali.
Well, kira-kira anda adalah Anak Medan ketika:
- Sering menggunakan kata “kawan” ketika berbicara kepada kawan bicara. Misalnya; “Jangan marahlah kawan, Cuma bercandanya aku.”
- Sangat PD dalam bergaul, dan memiliki harga diri yang tinggi
- Sangat setia kawan, sampai-sampai rela “hassur” (hancur-red) demi kawan/teman sampai titik darah penghabisan.
- Kambing di kandang sendiri, tapi jadi banteng kala di perantauan :P
Nah kalau Anda merasa seperti itu, bisa jadi Anda Anak Medan, Kawan :-)
No comments:
Post a Comment