Tidak bermaksud apa-apa hanya sebuah pemikiran saja...
Kemarin ketika aku di malaysia, supir taxi yg membawaku dari KLIA ke hotelku mengajakku berbincang-bincang dalam bahasa Inggris yang campur-campur dengan bahasa Indonesia.
Kami berbincang banyak hal hingga akhirnya dia bilang bahwa kakeknya dari bapak adalah orang Indonesia, tepatnya mandailing.
Lalu aku bilang ke dia, bahwa kami sama-sama batak. Aku batak Toba dan dia Mandailing. Dia sih ketawa senang meskipun dia nggak tau marganya.
Kemudian dihari pertama konfrensi seorang wartawan bernama Allia mewawancaraiku, hingga akhirnya kami jadi berbincang-bincang banyak hal. Short long story, dia bilang bahwa kakeknya dari Ayah berasal dari Cirebon, meskipun dia sendiri belum pernah ke Cirebon.
Kemudian aku berkenalan dengan Ibu Nora Lina Binti Mohd Hussain, Dosen di UNISEL. Lalu ketahuanlah bahwa kakeknya dari bapak berasal dari Padang yang sudah lama tinggal di Medan. Sehingga ketika kami berbicara tentang Medan, dia sangat senang karena dia cukup sering berkunjung ke Medan mengunjungi saudara-saudaranya.
Lalu pada penutupan konfrensi istrinya Chief Minister (Menteri Besar) Selangor dalam pidatonya mengatakan bahwa agak sulit memisahkan Indonesia dan Malaysia. Karena kebanyakan nenek moyang orang Malaysia berasal dari Indonesia. Sehingga secara tidak langsung budaya yang kami kenal adalah budaya yang diwariskan nenek-kakek kami. Begitu katanya.
Menurut Info yang kudapat, kebanyakan orang Selangor berasal dari Sulawesi Selatan. Info itu aku dapat karena aku cukup curious mengapa ada sesi khusus "Peluang Perniagaan di Sulawesi Selatan" ternyata jawabnya ya itu, karena kebanyakan orang Selangor berasal dari sana.
Rasanya kalau kita melihat dari sudut pandang ini, cukup bisa diterima mengapa orang Malaysia merasa memiliki budaya Indonesia.
Analoginya begini, seandainya aku tinggal di Amerika, dan ketika aku rindu kampung halaman, lalu aku menyanyikan lagu batak disana. Yang mungkin agar familiar ditelinga anak-anakku yang sudah berbahasa Inggris, lalu aku menerjemahkan lagu itu ke dalam bahasa Inggris. Sehingga anak cucuku yang sudah menjadi orang Amerika merasa itu lagu Amerika :D
*nyambung ga sih analogiku???* :D
Pada malam galadiner, ada berbagai tarian dan lagu yang ditampilkan.
Rasanya seperti melihat tarian Melayu dan mendengar lagu Melayu milik Indonesia saja.
Lagu "pak ketipang ketipung" juga dinyanyikan dengan syair yang berbeda.
Pengen marah rasanya, untung aku ingat bahwa mungkin itulah lagu yang dikenalkan nenek moyangnya kepada mereka. :D
Tapi nyatanya kesabaranku juga nggak bertahan lama, ketika di bis menuju Genting Highland aku disuruh bernyanyi, ya aku juga tetap saja melakukan konfirmasi bahwa lagu "rasa sayange" adalah milik Indonesia. hehehe....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment