Well, all that I can say about Paris is "Penonton Kecewa"
Paris tidak ubahnya seperti Jakarta. Macet, banyak motor lalu lalang (padahal suhu saat itu minus loh) dan kendaraan yang tidak terlalu perduli dengan traffic light. Semua buru-buru typikal Metropolitan gitu deh dan juga sangat jorok (dibandingkan degan Jerman) dibanding Jakarta sih masih lebih bersih. Ok mungkin kekecewaanku juga akumulasi dari aku sudah tinggal cukup lama di jerman sebelum ke Paris. Dimana Jerman sangat bersih, lalu lintas teratur (orang tidak akan menyeberang sebelum lampu hijau bagi pejalan kaki) dan di Paris sama halnya seperti di Jakarta menyeberang kapan saja kalau pejalan kaki menganggap sudah aman untuk menyebrang. Piufhh.....benar-benar menyeramkan.
Kemudian daripada itu :-) Louvre tidak secantik yang kulihat digambar ketika aku kursus bahasa Prancis di LIP Yogyakarta hehehehe.... Tanpa mengurangi rasa hormat pada keindahan Paris aku harus mengatakan Paris tidak seindah apa yang dikatakan orang atau yang kita lihat di iklan, paling tidak bagiku. Eiffel juga biasa-biasa saja hehehehe.... (kebayang deh para pengagum gustav eiffel mencak-mencak ke aku) then, mode juga nggak terlalu oke menurutku mereka berpakaian biasa-biasa saja. Tapi memang cowok-cowoknya...wow....modis bow....terus nih banyak sekali patung-patung yang memang benar-benar menampilkan manusia apa adanya (telanjang sodara2) that's why some people said "Paris is a paradise" dan di tepi sungai sheine itu banyak penjual buku-buku dan kartu pos yang agak-agak "vulgar" dan tidak beda dengan penjual buku-buku loak di Malioboro Yogyakarta. Oh ya di Eiffel juga banyak pedagang asongan menjual miniatur Eiffel loh kayak di Borobudur yang mengikuti pengunjung yang kelihatan "berduit" untung gue asli Asia dan penampilan Melayu tulen, mereka udah under estimate aja nggak ada yang mengikuti, yang diikuti ya turis-turis bermata sipit itu hehehe...(lucky me).
nb. Paris in the night more...beautiful, so come in the night :P